Kolom, Kerja Praktek 2021 |
Sebuah bangunan gedung akan aman dari kerusakan, baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun kegagalan struktur apabila jenis pondasi dan struktur penyusunnya telah sesuai dengan standar perhitungan. Salah satu elemen dalam struktur bangunan yang sangat penting adalah kolom.
Keberadaan kolom atau yang kerap disebut pilar sangat penting mengingat pembuatan kolom difungsikan sebagai rangka yang akan memastikan bangunan tetap berdiri kokoh. Namun, sebelum membahas fungsi khusus kolom secara detail, kami akan menjelaskan definisi dan jenis-jenis kolom yang biasa digunakan dalam bangunan.
1. PENGERTIAN KOLOM
Kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melampaui 3 yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial. Untuk komponen stuktur dengan perubahan dimensi latera, dimensi lateral terkecil adalah rata-rata dimensi atas dan bawah sisi yang lebih kecil (SNI 2847:2013). Pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan sserta momen lentur akibat kontinuitas konstruksi.
2. JENIS-JENIS KOLOM
Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun jenis kolom terbagi menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
- Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral. Adapun fungsi dari tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur bangunan sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud
- Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti tulangan di dalamnya
Dalam beberapa kasus, kolom bersengkang merupakan jenis kolom yang kerap digunakan karena proses pengerjaannya yang relatif lebih mudah dan terjangkau dari segi biaya. Meskipun demikian, jenis kolom segi empat dan kolom bundar juga kerap digunakan terutama di daerah dengan tingkat potensi gempa yang berisiko tinggi.
Gambar di bawah ini akan menjelaskan perbedaan jenis kolom segi empat/bujur sangkar, kolom bundar, dan kolom komposit :
Jenis-Jenis Kolom (Dipohusudo,1990) |
a. Jenis kolom Berdasarkan Bentuknya
Selain tiga jenis kolom yang telah disebutkan di atas, terdapat dua jenis kolom yang dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu kolom utama dan kolom praktis.
Kolom utama biasanya terpasang dalam jarak 3,5 meter agar dimensi balok untuk menopang lantai tidak begitu besar. Kolom jenis ini memiliki peran yang cukup penting dalam menopang seluruh bagian bangunan secara vertikal. Ukuran kolom utama umumnya lebih besar, panjang, serta tersembunyi dalam dinding dan tidak terlihat dari luar.
Sementara pada kolom praktis, biasanya jarak kolom ini berkisar antara 3 sampai 4 meter. Rangka struktur dari kolom jenis ini biasanya berada dalam posisi vertikal untuk menopang beban balok. Fungsi kolom praktis ini adalah untuk menahan dinding dari gaya melintang agar tidak roboh. Letak kolom praktis juga tersembunyi di dalam dinding sehingga tidak terlihat dari luar.
b. Jenis Kolom Menurut Kelangsingannya
Berdasarkan kelangsingannya, kolom terbagi menjadi dua jenis. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kolom pendek, di mana masalah tekuk tidak menjadi perhatian dalam merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil
- Kolom langsing, di mana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam merencakanan kolom
3. DASAR-DASAR PERHITUNGAN KOLOM
Menurut SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, adapun dasar-dasar dalam melakukan perhitungan kolom pada bangunan adalah sebagai berikut:
- Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Adapun kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan secara baik.
- Pada sistem konstruksi rangka atau struktur menerus, pengaruh dari adanya beban yang tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar ataupun dalam harus ikut diperhitungkan. Demikian pula pengaruh beban eksentris (ganjil atau tidak wajar) karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
- Selanjutnya, dalam menghitung momen yang diakibatkan beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap terjepit selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) terhadap komponen struktur lainnya.
- Momen-monen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai berdasarkan pada kekakuan relatif kolom dengan ikut memperhatikan kondisi kekangan pada ujung kolom.
Selain dasar perhitungan di atas, yang perlu diperhatikan dalam mendesain kolom adalah penghitungan beban hidup kumulatif. Adapun rujukannya adalah Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu bangunan gedung, termasuk juga beban-beban lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin, serta peralatan yang tidak dapat terpisahkan dari gedung sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.
Sumber:
1. https://eticon.co.id/kolom-dalam-bangunan/
2. https://unbari.academia.edu/DelfiaDianaPutri
3. Dipohusudo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
5. SK SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
6. Sudarmoko. 1996. Diagram Perancangan Kolom Beton Bertulang. Yogyakarta: Biro
7. SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
0 Post a Comment: