Beton bertulang merupakan material yang digunakan pada sebagian besar
konstruksi bangunan, baik besar maupun kecil, misalnya gedung,
bendungan, jembatan, perkerasan jalan dan bangunan teknik sipil lainnya.
Struktur beton bertulang lebih sering digunakan dalam sebuah pekerjaan
konstruksi dibandingkan dengan jenis struktur lainnya dikarenakan jenis beton yang satu ini dapat bekerja dengan
baik dalam suatu sistem struktur, khususnya dalam mengemban tugas
menahan gaya tarik. Beton dapat menahan kuat gaya tekan, akan tetapi lemah di dalam
menahan gaya tarik yang melebihi nilai tertentu yang jika melebihinya
akan mengalami retak-retak. Sehingga, perlu dibantu dengan
memberinya perkuatan penulangan (baja tulangan) untuk menanggung gaya
tarik yang bekerja, yaitu berupa batang-batang baja yang disebut
tulangan.
1. PENGERTIAN BETON BERTULANG
Beton bertulang (reinforced concrete) adalah beton
yang dikombinasikan dengan tulangan baja dengan luas dan jumlah tulangan
yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang
baja yang ditanamkan didalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang
diperlukan.
Ada beberapa alasan yang menguatkan bahwa baja tulangan dan beton dapat bekerja sama dalam menahan beban, yaitu :
a. Kekuatan lekatan (bond) antara baja dan beton dapat berinteraksi mencegah selip pada beton keras,
b. Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah korosi pada baja tulangan, dan
c. Angka kecepatan mulai antara baja dan beton hampir sama yaitu antara
0,000010- 0,000013 untuk beton per derajat Celcius sedangkan baja
0,000012 per derajat Celcius.
2. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BETON BERTULANG
Berikut ini kelebihan dari beton BERTULANG sebagai struktur bangunan diantaranya
adalah:
1. Bahan-bahannya mudah didapat.
2. Harga bahan-bahannya lebih ekonomis dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
3. Mudah dibentuk sesuai dengan keinginan arsitek.
4. Material beton bertulang mempunyai kekuatan tekan tinggi.
5. Struktur beton bertulang memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap api/suhu tinggi, dan air.
6. Beton bertulang dapat dicetak menjadi bentuk yang beragam, mulai
dari pelat, balok, kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang
besar;
Selain keuntungan diatas, Adapun beberapa kelemahan dari Beton Bertulang, yaitu :
1. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton agar tetap di tempatnya sampai beton tersebut mengeras,
2. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan berat yang rendah sehingga mengakibatkan beton bertulang menjadi berat.
3. Dalam pengerjaan adonan beton bertulang membutuhkan acuan (cetakan) dan perancah (tiang acuan) selama pekerjaan berlangsung.
4. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan volume yang rendah sehingga mengakibatkan beton akan berukuran relatif besar.
5. Sifat-sifat yang dihasilkan dari produksi beton bertulang sangat
bervariasi karena bervariasinya proporsi campuran dan pengadukannya.
6. Proses pembuatan adonan, penuangan dan perawatan beton bertulang
tidak bisa ditangani seteliti seperti yang dilakukan pada proses
produksi material lain seperti baja dan kayu lapis.
3. PENGELOMPOKAN BAJA TULANGAN UNTUK BETON BERTULANG
Jenis tulangan ulir (deform) memiliki kekuatan lekat yang lebih tinggi dibandingkan tulangan polos. Berdasarkan SII 0136-80, disebutkan pengelompokan baja tulangan untuk
beton bertulang dengan jenis tulangan polos dan uliran sebagaimana
ditunjukan pada tabel berikut:
Mengacu SNI 03-2847-2002, untuk melindungi baja tulangan terhadap bahaya
korosi maka di sebelah tulangan luar harus diberi selimut beton. Tebal
selimut beton minimum yang harus disediakan untuk beton bertulang harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
4. JENIS-JENIS DESAIN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG
Beton bertulang pada bangunan gedung terdiri dari beberapa elemen
struktur, misalnya balok, kolom, dan pelat lantai dan berikut
penjelasannya.
1. Balok : Balok beton bertulang merupakan salah satu dari komponen struktur yang
berfungsi menyalurkan beban-beban dari pelat ke kolom yang pada akhirnya
oleh kolom disalurkan ke pondasi. Pada umumnya balok beton bertulang
dicor secara monolit dengan pelat dan secara struktural ditulangi
tunggal atau ganda. Akibat dicor secara monolit dengan pelat, maka balok
memiliki penampang persegi, T, dan L.
2. Kolom : Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan
gedung yang berfungsi sebagai penyalur beban yang berasal dari beban
diatas pelat, berat sendiri pelat, dan balok yang kemudian disalurkan ke
pondasi.
3. Pelat : Pelat beton bertulang merupakan sebuah struktur yang dibuat untuk
keperluan seperti lantai bangunan, atap dan sebagainya dengan bidang
permukaan yang arahnya horizontal. Pada struktur pelat ini beban bekerja
secara tegak lurus dan disalurkan pada dinding, balok, kolom, atau
tanah karena letaknya yang dapat ditumpu oleh dinding, balok, kolom,
atau dapat juga terletak langsung di atas tanah (slab on ground).
Ketebalan bidang (h) untuk pelat beton bertulang ini sendiri relatif
sangat kecil bila dibandingkan dengan bentang panjang/lebarnya. Pelat
beton bertulang dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan perbandingan
panjang antara bentang panjang (lx) terhadap bentang pendek (ly).
Apabila nilai perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek
adalah lebih atau sama dengan dua maka pelat tersebut dikategorikan
sebagai pelat satu arah dan apabila kurang dianggap sebagai pelat dua
arah.
Sumber :
0 Post a Comment: