sipilpedia.com |
Mortar Busa merupakan optimalisasi penggunaan busa (foam) dengan mortar (pasir, semen dan air) berkekuatan tinggi sehingga ideal menjadi dasar atau perkerasan jalan pada tanah lunak yang dikembangkan oleh Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan). Mortar busa memiliki berat yang ringan di mana massa jenis maksimum 0,8 ton/m3 untuk lapis base dengan UCS minimum 2.000 kilogram/cm2, serta massa jenis maksimum 0,6 ton/m3 untuk lapis sub-base dengan UCS minimum 800 kilogram/cm2. Seperti mortar beton, mortar busa juga memiliki sifat memadat sendiri.
Adapun latar belakang munculnya teknlogi mortar busa ini karena sekitar 20 juta hektar atau sekitar 10 persen dari luas total daratan Indonesia adalah tanah lunak. Dan penyebaran tanah lunak umumnya dijumpai pada daerah dataran pantai, antara lain di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, pantai timur Pulau Sumatera, pantai selatan Pulau Kalimantan, pantai timur Pulau Kalimantan, pantai selatan Pulau Sulawesi, pantai barat Pulau Papua dan pantai selatan Pulau Papua. Sehingga, kondisi ini membuat daya dukung tanah rendah dan tidak dapat menyokong struktur bangunan di atasnya dengan baik, seperti membuat jalan amblas dan keretakan gedung. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) akhirnya mengembangkan Teknologi Mortar Busa.
Teknologi mortar busa ini digunakan sebagai pengganti timbunan tanah,
atau sub base yang biasanya dipakai tanpa memerlukan lahan yang lebar
karena dapat dibangun tegak dan tidak memerlukan dinding penahan serta
tidak perlu alat pemadat karena dapat memadat dengan sendirinya.
Adapun keunggulan dari teknologi ini yaitu dapat menghemat dana hingga 60-70 persen dan dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional. Selain itu juga ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi terutama bahan alam.
Salah satu pemanfaatan teknologi mortar busa ini adalah Jalan Layang Antapani di Bandung, Jawa Barat. Jalan Layang Antapani merupakan pilot project teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia. CMP adalah pengembangan teknologi mortar busa yang dikombinasikan dengan struktur baja bergelombang. Pekerjaan lainnya antara lain Flyover Klonengan di Tegal dan Flyover Manahan di Solo.
Jalan Layang Antapani di Bandung, Jawa Barat |
Flyover Klonengan di Tegal |
Flyover Manahan di Solo |
0 Post a Comment: