|
99.co |
Ada banyak area dataran tinggi yang bisa kita temui di Indonesia. Sebab
itu, tidak jarang pula kita mendengar terjadinya bencana longsor atau
tanah geser lainnya. Nah, dinding penahan tanah adalah komponen
konstruksi yang bisa mencegah hal tersebut terjadi.
Ada sejumlah jenis dinding penahan tanah yang dibedakan menurut
bentuk konstruksinya. Meskipun sama-sama menopang tanah, ada
perbedaan fungsi tiap jenisnya masing-masing. Ayo kenali bersama lewat
artikel xeronstudy kali ini!
1. PENGERTIAN DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL)
|
pinterest.com
|
Dinding Penahan Tanah atau Retaining Wall adalah salah satu bentuk
konstruksi. Pada kebanyakan kasus, dinding ini bisa Anda temukan di
daerah dataran tinggi. Namun ada juga beberapa yang menggunakannya pada
daerah pinggir pantai, sungai, skyroad dan basement gedung.
2. FUNGSI DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL)
Sama seperti namanya, fungsi dinding penahan tanah adalah sebagai
tembok yang menyangga pergerakan tanah. Namun jika ingin meninjaunya
lebih lanjut, berikut ini penjelasan lengkap tentang tiga fungsi dinding
penahan tanah, yaitu:
Active Lateral Force Soil yaitu fungsi mencegah runtuhnya lateral tanah, misalnya longsor atau landslide
Lateral Force Water yaitu fungsi mencegah keruntuhan tanah lateral yang diakibatkan oleh tekanan air berlebih
Flow net cut off yaitu fungsi memotong aliran air pada tanah
Di samping itu, ada juga beberapa kegunaan lain dari penahan tanah sesuai lokasi pembuatannya, seperti:
Flood walls atau desain dinding penopang tanah yang ada di pinggir sungai berguna untuk mengurangi dan menahan banjir.
Pada konstruksi jalan raya yang bertujuan untuk mendapat perbedaan elevasi.
Sebagai penopang yang membatasi pembangunan jalan raya atau kereta api di daerah lereng.
Menyangga tanah di sekitar bangunan atau gedung.
3. JENIS-JENIS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL)
Adapun metode pelaksanaan konstruksi dinding penahan tanah adalah salah satu
lingkup yang kerap ditemukan pada mata ajar teknik sipil. Kategori
tersebut menjadi dasar klasifikasi jenis dinding penopang tanah yang
selama ini kita kenal. Adapun jenis-jenis yang dimaksud yaitu:
a. Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong)
|
enviro-mesh.com |
Jenis dinding penopang tanah yang pertama adalah gabion retaining
walls atau akrab disebut sebagai tembok bronjong. Sesuai dengan
istilahnya, sejumlah kumpulan blok yang dibuat dari kawat bronjong
berisi batu belah ini merupakan komponen utama pembuatan retaining
walls. Sama seperti jenis lainnya, fungsi utama dinding ini adalah sebagai
penahan tanah. Namun di samping itu, materialnya yang terbuat dari batu
bongkahan bisa digunakan juga sebagai sarana meningkatkan resapan air
yang masuk ke dalam tanah.
b. Diaphragm Wall
|
dishmaan.com |
Sejumlah bangunan bertingkat di Indonesia memanfaatkan area bawah
tanah untuk dijadikan basement lahan parkir atau gudang penyimpanan.
Nah, diaphragm wall adalah jenis dinding penopang tanah yang sering
digunakan untuk memenuhi fungsi tersebut. Adapun cara membuat dinding penahan yang satu ini dilakukan dengan menggali
tanah kemudian membuat rangka dari hasil cor besi beton bertulang untuk
dinding basement. Bukan hanya menopang tanah agar tidak masuk ke area
basement, diaphragm wall dibuat dengan tujuan pengeringan air atau
dewatering.
c. Dinding Penopang Tanah Gravity
Selanjutnya adalah gravity retaining wall yang biasanya terbuat dari
sejumlah bongkahan batu atau beton bertulang (reinforced concrete).
Biasanya perhitungan dinding penahan tanah ini cocok untuk area timbunan
tanah atau tebing yang landai. Gravity retaining wall merupakan salah satu desain dinding penahan
tanah beton yang unik. Fungsi penopang tanah lateralnya memanfaatkan
bobot massa yang dihasilkan dari bentuk badan konstruksi tembok
tersebut.
d. Sheet Piles
|
indoprecast.com |
Jenis dinding penopang tanah yang keempat adalah model sheet piles.
Berbeda dari model sebelumnya, kebanyakan sheet piles dibangun di daerah
pinggir air. Sebab itu, fungsi utamanya adalah sebagai dam atau
bendungan air. Metode pelaksanaan konstruksi dinding penahan tanah ini
memanfaatkan material beton prategang atau prestressed concrete.
e. Contiguous Pile dan Soldier Pile
|
borpile.com |
Dua kategori dinding ini mirip tapi punya karakteristik yang berbeda.
Contiguous dan soldier pile sama-sama dibuat dengan mengkombinasikan
rangkaian bored pile
dan bentonite cement pile. Tapi di sisi lain perbedaannya adalah jenis
contiguous pile bersifat sementara dan kedap air, sedangkan soldier pile
tidak demikian.
f. Revetment Retaining Walls
|
enviromarineservices.com.au |
Revetment adalah jenis yang digunakan untuk menahan tanah pada
pinggiran pantai atau tepi sungai. Hal demikian dilakukan untuk
memperkuat tanah pada lahan miring. Di samping itu dinding ini bisa
melindunginya dari gerusan atau longsor akibat abrasi.
g. Desain Dinding Penopang Tanah Beton
|
megaconcrete.com |
Selain keenam jenis khusus sebelumnya, dinding penahan juga bisa
dibuat hanya dengan sekedar menumpuk kumpulan blok beton. Secara rinci,
cara membuat dinding penahan tanah yang satu ini memanfaatkan sistem
pengunci antar blok agar tidak ada beton yang bergeser saat pemasangan
berlangsung di lokasi.
Sampai di sini pembahasan mengenai pengertian hinga jenis dinding penahan tanah. jika teman-teman xeronstudy ingin belajar yang lainnya teman-teman bisa ke beranda xeronstudy.
sumber :
1. https://prospeku.com/artikel/dinding-penahan-tanah---3664
2. https://www.99.co/blog/indonesia/membangun-dinding-penahan-tanah/
3. https://enviro-mesh.com/applications/mass-gravity-gabion-retaining-wall/
4. http://www.borpile.com/2019/01/dinding-penahan-tanah-continguous-pile.html
0 Post a Comment: